Selasa, 12 Agustus 2014

Menghitung Nama Pake Aksara Sunda

Sebuah nama memiliki jumlah nilai tertentu, banyak cara untuk menghitung nama diantaranya menggunakan aksara sunda, yaitu Ha, Na, Ca, Ra, Ka, Da, Ta, Sa, Wa, La, Pa, Da, Ja, Ya, Nya, Ma, Ga, Ba, Tha, Nga. Baiklah langsung ke TKP broo,,!

NILAI AKSARA SUNDA


Ha = 1
Pa = 11
Na = 2
Da = 12
Ca = 3
Ja = 13
Ra = 4
Ya = 14
Ka = 5
Nya = 15
Da = 6
Ma = 16
Ta = 7
Ga = 17
Sa = 8
Ba = 18
Wa = 9
Tha = 19
La = 10
Nga = 20

Ilmu hitungan nama ini saya dapat dari kakek saya, Dia pernah mengatakan bahwa dalam nama itu memiliki Biji (nilai hitungan). Sebelum menikah ada baiknya menghitung nama kita dan pasangan terlebih dahulu, supaya kita bisa mengetahui bagaimana kehidupan kita dengan pasangan nantinya. Penghitungan nama juga bisa dipakai untuk menghitung nama kita dan nama tempat tinggal kita, cocok atau tidak, memberikan rizki yang banyak atau tidak dan sebagainya. Sebetulnya saya juga kurang mempercayainya, Mengingat dari keturunan nenek saya lekat sekali dengan pendidikan agama islam, dan hal-hal yang demikian bisa dianggap musyrik (menyekutukan ALLOH), namun ada kalanya juga kita harus mempercayai apa kata orang tua, betul gak,,? Tidak ada ruginya juga jika kita mencoba mempelajarinya fikir saya, Memang sedikit sekali yang saya mengerti tentang ilmu penghitungan ini, saya tidak bisa menjelaskannya secara detail, ini hanya garis besarnya saja. Nama yang dihitung adalah nama panggilan saja, tidak perlu nama secara lengkap

Begini cara menghitungnya,!

Misalnya nama panggilan saya dirumah adalah : Syarif
cara menghitungnya begini, penggal huruf tersebut, kemudian sesuaikan bunyi huruf konsonannya memakai aksara sunda diatas kemudian jumlahkan nilainya.
Sya - Rif  menjadi  Sa - Ra (bunyi Rif diganti jadi Ra)
Nilai Sa  =  8
Nilai Ra  =  4
berarti Sa + Ra
=  8 + 4
= 12

kemudian nama panggilan cewek misalnya Maya maka
Ma - Ya menjadi Ma- Ya (sudah sesuai dengan aksara sunda)
Nilai Ma  =  16
Nilai Ya   =  14
Berarti Ma + Ya
= 16 + 14
= 30

Jika untuk menghitung jodoh maka jumlahkan 2 hasil penghitungan 2 nama tersebut
= 12 + 30
= 42
Nilai tersebut harus dibagi 7, karena dalam 1 minggu ada 7 hari
= 42 : 7
= 6
Ini bisa diartikan bila nanti pasangan tersebut menikah maka dalam 1 minggu mereka akan mendapatkan rizki selama 6 hari. Untuk yang paling bagus berarti kedua pasangan harus memiliki nilai 47, karna nilai 47 jika dibagi 7 hasilnya 7, berarti rizki akan mengalir setiap hari kepada pasangan tersebut. Sekali lagi ini hanya semacam ramalan saja, boleh percaya boleh tidak,,, karna saya pun belum membuktikannya, atau bisa juga kalian melakukan sedikit tes terhadap 10 pasangan, hitung nama suami dan istrinya seperti diatas, kemudian cocokan ramalan dengan kehidupan nyatanya, apakah dia termasuk pasangan yang memiliki rizki yang lancar atau tidak, lalu baru tetntukan berapa % kebenaran ramalan ini,,,

Sama halnya untuk menghitung nama orang dengan nama tempat tinggal, dengan hitungan tersebut kita bisa tau cocok atau tidaknya jika kita tinggal atau memiliki usaha didaerah tertentu, apakah aliran rezeki kita bagus atau tidak,,,

Demikianlah hal yang dapat saya bagikan mudah-mudahan ada manfaatnya, semua tergantung keyakinan anda masing-masing.




















































Jumat, 01 Agustus 2014

Jika Kamu Jadi Aku ( Bagian II )

Judul   :        My Wedding Story (beKasi-Belitung)
Genre  : Non Fiksi – Life Story
Penulis : Enrico fathan al ghony

Bagian  II

> Selasa, 3 Juni 2014
Waktunya semakin dekat, Ada rasa bahagia dan rasa takut yang hadir secara bersamaan. Ini yang pertama kalinya,! Mungkin yang paling menakutkan adalah momen ijab qabul, Makanya buat perempuan tolong bilang pada Ayah kalian,  kalo bikin nama jangan panjang-panjang banget, soalnya nanti ijab qabulnya susah,,, belom lagi masalah bahasa dan adat istiadat, pasti berbeda banget antara dipulau jawa dengan di belitung.

Pesan : Yank, tolong tulisin donk gimana bacaan ijab qabul versi belitung,,

Reply 1 : "Saya terima nikahnya Haryani Putria bin seiqh Surya Aprianto, dengan mas kawin berbentuk cincin (tunai). to yank kalo disini.

Reply 2 : Nem bapak aslinya to seqh Alwi Sihab yank, Surya to nem usaha bapak, Surya Aprianto.

Oke untuk masalah ucapan ijab qabul udah dapet, tinggal dihafalin aja, gampang! terus gimana soal cincin yang disebutkan diatas,? tentu kalo soal mahar itu tergantung pihak perempuan, emang sebelumnya saya udah searching di geogle Cincin kawin couple islami, dengan berat 5 gram, bahan mas putih harganya sekitar 5 jutaan. Tapikan kalo soal model dan bahan perempuan lebih ngerti. Akhirnya saya tanyakan lagi soal cincin kawin, mau beli disini atau beli dibelitung,,?

Reply 1 : Untuk cincin kawin beli disana aja, bahan dari mas putih yang ada permatanya kecil yank, ea beli 1 atau 2 ya kan kamu yang beli, sebenernya beli 2 yang modelnya sama yank.

sms aku : Ukuran jarinya gmn,? terus beli berapa gram,?

Reply 2 : Jarinya panjang kecil yank, ea sebagusnya berapa gram aja yank.. kan kamu yang beli.

Karna waktunya emang udah mepet gak mungkin saya bisa pesan model yang sesuai keinginan soalnya masa pembuatannya bisa memakan waktu 2 minggu, jadi solusi terakhir terpaksa harus cari toko mas yang bagus, beli yang udah jadi asal modelnya kira-kira mendekati/mirip.

> Kamis, 4 Juni 2014
Setiap hari saya pulang kerja jam 06:00 pagi, Pagi itu saya sempatkan untuk tidur sebentar, karna siang nanti saya harus kepasar untuk mencari toko mas yang bagus. Berdasarkan rujukan dari teman-teman, ada namanya toko mas Mahkota, bahannya bagus dan tahan lama. Siang itu saya pergi ke toko tersebut, saya di tunjukan 1 model cincin seperti ini.





[] Bisa dibuatin cincin yang couple gak nci,? saya minta yang islami, untuk yang cewe berbahan mas putih 5 gram dan yang cowo pake bahan lain tapi modelnya sama, kira-kira berapa hari pembuatannya,? trus yang paling penting harganya berapa,,?


[] Owh,, untuk pembuatannya sekitar 1 minggu mas,! kita bisa bikinin yang cowo dari bahan perak, tahan lama ko,, total harga keseluruhannya Rp. 2.150.000,- gimana mau gak,,?

Begitulah percakapan kami ditoko mas itu. Karna harga yang ditawarkan cukup murah saya berniat memesan yang 10 gram berarti harganya tinggal dikali 2, cukuplah dengan uang yang saya bawa saat itu. Sebelum saya memesan saya berusaha meminta pendapat calon istri apakah dia setuju,?. Kemudian saya pun berusaha menelponnya, cukup lama dia mengangkat telponnya mungkin sedang sibuk, tapi akhirnya diangkat juga.

[] Yank.. aku udah ditoko mas nih, aku mau minta pendapat kamu, untuk pesanan cincin couple yang 5 gram harganya cuma Rp. 2.150.000,- gimana kalo aku pesan cincinnya 10 gram aja, biar gak malu-maluin banget kalo misalnya disebutin pas ijab qabul,,?

[] Gak usah deh yank.. nanti beli cincinnya disini aja,! aku kemarin liat tuh ditoko mas sini harganya cuma 4 jutaan, dan aku suka modelnya bagus. Nanti biar aku aja yang beli pake uang aku dulu...

(nada marah tapi sabar)

[] Kamu itu plin-plan banget sih,,! tadi katanya suruh aku aja yang beli, giliran udah sampe toko malah bilangnya gak usah, aku kan cape,! masih ngantuk juga aku bela-belain buat cari cincin, eh kamunya malah gitu, kan gak enak sama penjualnya, soalnya aku udah nanya-nanya masa gak jadi,,? yaudah deh terserah kamu aja.

Saat itu saya agak sedikit marah, karna merasa bahwa waktu buat saya itu penting, jangan dipermainkan kaya gini, lebih baik kan tadi saya istirahat aja dirumah. Karena rasa tidak enak sama penjaga toko akhirnya saya beralasan nanti deh nci saya balik lagi, saya mau lihat-lihat dulu yah... (kemudian saya pun pulang ke kosan). Sesampainya dirumah saya masih sempat sms dia, tapi dia bilang dia sedang disalon.

> Jum'at, 05 Juni 2014
Hari ini lah awal dia mulai menghilang, hari dimana saya udah gak bisa mendengar suaranya lagi, tiap kali saya telpon nomernya tidak aktif, pesan-pesan yang saya kirim pun gak dibalas, ada apa sebenarnya,? saya menunggunya, satu hari, dua hari, dan seterusnya masih belum ada kabar. Saya sibuk menebak-nebak, apakah handphonenya rusak,? apa dia sedang sakit dan gak mau diganggu,? apa dia sedang kerja,? apa dia sedang menguji keseriusan saya,?
apa dia...?.
apa dia....?
apa dia....?
Padahal dalam perjanjian waktu itu saya akan berangkat kebelitung tanggal 16 Juni 2014, sementara dia masih belum bisa dihubungi. Akhirnya cemas pun berujung frustasi, Saya menganggap bahwa ini memang sesuatu yang disengaja, Kalo emang ada sesuatu yang terjadi pastilah dia berusaha sebisa mungkin untuk memberi kabar, karna ini bukan hanya pernikahan saya, tapi ini juga pernikahannya. "Astagfirulloh hal a'dziim..." saya tidak pernah mengira, dia yang bertutur lembut, santun, dan penyayang mengapa bisa melakukan hal sekeji ini pada saya, what wrong Honey...??

Bagaimana dengan keluarga saya,? apa saya harus jujur pada mereka,? "tidaaak....tidaak,,,saya gak sanggup..!!" saya tekan lagi nomer yang sama, tetap saja hanya suara operator yang menjawab diujung sana " Nomer yang anda hubungi sedang tidak aktif, cobalah beberapa saat lagi,, ". Didalam kegamangan itu rasanya saya sudah tidak sanggup lagi menahannya sendiri, kemudian saya ambil handphone dan menyusuri nomer-nomer yang ada dalam kontak, siapakah saudara yang akan saya hubungi terlebih dahulu, untuk dimintai pendapat.

Saya coba memulainya dengan mengirimkan sebuah pesan, kepada kaka saya yang waktu itu saya minta bantuannya untuk mencarikan hari pernikahan, " Aa,, maafin saya, sepertinya saya tidak jadi menikah" selang beberapa lama dia pun membalas,, "emang ada apa,? telpon aja, aa lagi gak ada pulsa.." Kemudian saya pun menelponnya, menceritakan kejadiannya, dia hanya berusaha menenangkan, meminta saya untuk tidak berputus asa, meminta saya untuk tetap sabar menunggu kabar. Lalu bagaimana kalo sampai waktunya tiba dia masih belum memberi kabar,?. Kaka saya bilang, Elo harus tetap menepati janji, alamat yang dikasi masih ada kan,?. Pergilah kebelitung, cari alamat itu,,!

> Minggu, 15 Juni 2014
Sehari sebelum keberangkatan saya kebelitung saya pulang kerumah, untuk meminta izin sama nyokap, memang rencananya saya akan berangkat sendiri, tidak diantar siapa-siapa termasuk nyokap. Nyokap menangis sambil memeluk saya, mungkin dia sedih, ga ada seorang pun yang mengantar saya, yang menemani saya dalam acara pernikahan nanti. Saya pun ikut menangis, menangis justru karna saya sudah tau bahwa pernikahan itu gak akan pernah ada, saya menangis justru karna merasa bersalah pada mereka, saya menangis karna saya sudah tidak bisa berbuat apa-apa, bahkan diperjalanan kembali kekosan pun saya masih menangis, Ini benar-benar ujian diawal Ramadhan.